• Hai, Welcome ! Like us on:

Resensi Surat Dahlan


Judul Buku          : Surat Dahlan
Penulis                : Khrisna Pabichara
Penerbit              : Noura Books
Tahun Terbit         : 2013
Tebal Halaman     : 396
Cetakan              : Cetakan ke-1
Resensi               : Nanang Yuniantoro
“Bung Karno juga tidak punya pengalaman jadi presiden, Ding. Pak Harto juga begitu. Kalaupun memang harus ada pengalaman lebih dahulu, mana ada di dunia ini orang yang mau menyelenggarakan ‘kursus kilat menjadi presiden’. Kau sudah punya bakat. Butuh satu modal lagi, kau bisa jadi wartawan handal.”
“Apa?”

“Kesungguhan! Cukup dengan dua modal itu, ........

            Kalimat diatas merupakan salah satu kutipan dalam buku Surat Dahlan. Sangat menarik jika mengupas sisi perjalanan kehidupan dari Muhammad Dahlan atau Dahlan Iskan ini.  Dari sejak ia remaja (mahasiswa) hingga menjadi seorang  Ketua Satuan Tugas  Pelaksana.  Dari masa-masa sulit hingga masa-masa bahagia seorang Dahlan Iskan.

            Keberanian Dahlan memutuskan untuk ke Samarinda dan meninggalkan Kebon Dalem untuk melanjutkan kuliah menemui banyak aral rintangan, namun segalanya berubah ketika sikap pantang menyerah ada pada diri Dahlan.

                Orang besar memang terlahir dengan sikap yang istimewa yaitu pantang menyerah dan berani. Seperti hanya dalam cerita buku karangan Krisna Pabichara ini misalnya pertentangan pemikiran Dahlan mengenai konsidi pemerintahan selama masa pemerintahan Bung Harto, Dahlan merasa tidak nyaman akan status mahasiswa yang dikekang oleh pemerintah dengan cara menempatkan militer-militer pada setiap kampus untuk berjaga jika ada perkumpulan yang sekiranya akan menimbulkan hal-hal yang menjatuhkan pemerintahan.

               Pengeksplotasian hasil perut bumi di Indonesia secara besar-besaran oleh pihak asing juga menjadi pandangan Dahlan yang tak terlewatkan, Langkah Dahlan serta teman-temannya di PII menyumbangkan aspirasi untuk di Indonesia sangatlah berani, ditengah ketatnya penjagaan terhadap orang-orang yang membangkang dalam pemerintahan mereka berani untuk turun ke jalan di teriknya sinar matahari yang menyengat kulit serta mengurai air keringat dari tubuh mereka, perjuangan yang luar biasa sampai mereka harus berlari kencang ketika aksi mereka tidak disukai oleh oleh militer-militer pemerintah.

                      Buku ini mengajarkan juga mengenai sikap kritis serta kepekaannya yang dimiliki oleh Dahlan, dari sikap inilah Dahlan mulai dilirik dan diperhatikan oleh salah satu pemilik mimbar.

Banyak hal serta pengalaman baru dalam buku ini karena mengandung unsur motivasi yang sangat jarang ditemui pada era saat ini, hal-hal kecil yang dilakukan oleh Dahlan sangat memberikan pengetahuan yang baru yang langsung bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berargumentasi. ^_^
Readers may send comments on this post. The contents of comments not represent the views, opinions or policies Ikatan Alumni Titian Foundation and entirely the responsibility of the sender.

Readers can report a comment if it is considered unethical, abusive, defamatory, or redistributed. Ikatan Alumni Titian Foundation will consider each complaint and may decide to keep or delete the comment display.